Bayung Lencir|TribunX.id, Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Bayung Lencir sejak Selasa (2/9/2025) sore kembali memunculkan masalah klasik yang selama ini menghantui warga. Genangan air setinggi betis orang dewasa merendam sekolah, kantor pemerintahan, hingga deretan pertokoan di kawasan padat aktivitas tersebut.
Di SD Negeri 01 Bayung Lencir, air meluber sampai ke teras sekolah bahkan masuk ke beberapa ruang kelas. Situasi ini praktis mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Beberapa siswa terpaksa dipulangkan lebih awal karena ruang belajar tak lagi bisa dipakai. Guru-guru pun tampak kerepotan memindahkan perlengkapan sekolah agar tidak ikut rusak terendam air.
Tak hanya sekolah, Kantor Korwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Bayung Lencir yang berada di jalur yang sama juga mengalami hal serupa. Halaman kantor tergenang, sementara akses keluar masuk pegawai menjadi terganggu. Kondisi ini memperparah keresahan warga yang merasa fasilitas publik dibiarkan tanpa penanganan serius.
Genangan air juga menghantam pusat ekonomi warga. Deretan toko di sepanjang jalan dari SDN 1 Bayung Lencir hingga Alfamart RT 07 Kelurahan Bayung Lencir tak luput dari terjangan banjir. Sejumlah pedagang mengaku rugi akibat barang dagangan basah bahkan rusak. “Air masuk ke dalam toko, beberapa karton minuman dan bahan pokok terendam. Jelas kami rugi besar,” keluh salah seorang pedagang.
Menurut warga, biang kerok banjir ini tidak lain adalah saluran drainase yang berada di depan pertokoan. Parit yang seharusnya menyalurkan air ke anak sungai kini justru tersumbat penuh oleh sampah dan sedimen. Ditambah lagi, kondisi jalan aspal yang lebih tinggi dari saluran membuat aliran air terhambat dan meluber ke lingkungan sekitar.
“Banjir ini bukan hal baru, sejak 2022 setiap musim hujan pasti terjadi. Kami sudah sering menyampaikan ke pemerintah kecamatan, tapi jawabannya selalu sama: ini jalan negara jadi bukan kewenangan mereka. Tapi faktanya, tidak ada yang bergerak untuk mencarikan solusi,” ujar salah satu warga RT 07 dengan nada kecewa.
Harapan besar kini ditujukan kepada pemerintah daerah agar segera turun tangan. Warga meminta dilakukan pembukaan dan normalisasi drainase mulai dari depan SDN 1 Bayung Lencir hingga ke arah anak sungai di samping Bank Mandiri. Dengan langkah itu, diharapkan air hujan bisa mengalir lancar tanpa lagi menggenangi fasilitas umum maupun permukiman.
“Kami tidak ingin anak-anak jadi korban setiap tahun, sekolah terendam, pedagang merugi, dan kantor lumpuh hanya karena saluran air tidak diperhatikan. Pemerintah harus serius, jangan saling lempar tanggung jawab,” tegas warga lainnya.